Bandar Slot BRI 24 JAM – Praktik ini jamak terjadi di kalangan pesepakbola. Namun sejak kapan itu di mulai dan mengapa mereka melakukannya?
Tukar Jersey di akhir pertandingan sepakbola merupakan hal yang biasa di era modern seperti sekarang ini. Banyak pemain melakukan meski tradisi itu sempat terhenti di era pandemi virus corona (Covid-19). Bandar Euro 2022
Lionel Mesi hingga Cristiano Ronaldo tak jarang meladeni sesi tukar menukar jersey dengan lawan mainnya begitu peluit akhir di bunyikan wasit, bahkan Messi pernah menampilkan koleksinya yang luar biasa di Instargram..
Selain sebagai identitas seorang pemain bola, jersey merupakan sebuah kebanggaan bagi pemain bola. Jersey tim yang di belanya lengkap dengan nomor punggung adalah saksi berbagai prestasi yang di raih.
BACA JUGA : Resmi Chelsea Memecat Thomas Tuchel
Dalam sepak bola ada tradisi bertukar jersey antar pemain. Biasanya pemain sepak bola menukar jersey dengan pemain lawannya. Lantas apa alasan para pemain saling jersey di akhir laga?
Awal Mula Terjadi
Tradisi tukar jersey ini di mulai pada 1931 silam, ketika Prancis mengalahkan Inggris untuk pertama kalinya. Penggawa Prancis sangat gembira sehingga bertanya kepada para pemain Inggtis apakah meraka dapat memiliki jersey tersebut sebagai kenang-kenangan. Dan pihak Inggris menyanggupi.
Sementara menurut National Soccer Hall of Fame di Oneonta, New York, para pemain resmi bertukar jersey sejak Piala Dunia 1954 di Swiss. Tidak ada yang yakin apa yang memicu kejadian itu, tetapi tak bisa di sangkal bahwa itu telah berkembang menjadi salah satu kebiasaaan pemain rugby juga bertukar jersey, tetapi tidak sesering di sepakbola. Bandar Slot BRI 24 JAM
Pada Piala Dunia 1966, Inggris mengalahkan Argentina lewat skor tipis 1-0 di perempatan final, tetapi permainan lawannya itu di klaim sangat kejam sehingga, ketika manajer Inggris Alf Ramsey mengatahui pemainnya bertukar jersey dengan Argentina, yang waktu itu ia sebut ‘binatang’, ia lantas marah dan menaraiknya.
Sempat Berubah Akibat Covid
Sejak Covid-19 menjadi pandemi global di awal tahun 20220. UEFA selaku induk Sepakbola Eropa melarang praktik tukar jersey tersebut. UEFA waktu itu menyarankan untuk tidak melakukannya sebagai bagian dari upaya mereka mencegah penyebaran virus corona.
Seperti di ketahui, sepakbola sempat terhenti beberapa bulan di awal pandemi. Dan untuk menggulirkannya kembali, UEFA memperkenalkan protokol ketak bertajuk ‘return to play’ untuk kompetisi besar semacam Liga Champions dan Liga Europa guna memastikan kedua turnamen dapat di tuntaskan dengan aman.
Ada pula dokumen setebal 31 halaman untuk menguraikan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan yang ekstensif termasuk tes medis rutin, zona khusus untuk pemain, staf, dan media di dalam stadion dan pemakaian masker.
Juga termasuk dalam protokol adalah anjuran tentang penukaran jersey, yang menyatakan bahwa “pemain di sarankan untuk tidak menukar baju mereka”